Thursday, April 16, 2009

My Personal Reflection #2: Iman?

Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, (QS Ali 'Imran: 140)

Sebuah majelis melingkar. Marine Parade.

"Apa yang ingin saya share disini sebenarnya hanyalah sebuah pertanyaan. Yang mengganggu saya belakangan ini. Mengisi pikiran saya beberapa hari ini. Dan kegiatan hari ini saya rasa cukup berhubungan. Pertanyaan saya sederhana:

"Sudah seberapa kuatkah iman kita? Ketika kita telah mempersiapkan diri dengan baik, namun di momen penentuan itu segalanya tidak berjalan mulus. Tiba-tiba kita tidak bisa melakukan tugas di hadapan. Tiba-tiba hasil yang dicapai jauh dari harapan. Sudah seberapa kuatkah iman kita, sehingga saat hal seperti itu terjadi, ketika melangkah darinya, kita masih bisa mengucapkan: Alhamdulillah?"

"Sudah seberapa kuatkah iman kita?"

Majelis melingkar yang lain. Paginya.

"Saya akan berusaha untuk mengucap Alhamdulillah, meski jika segalanya tidak berjalan lancar. Saya akan berusaha."

Hari ini.

Ternyata azzam dan kenyataan tidak selamanya sejalan. Tidak selamanya dapat sejalan. Terlalu banyak rintangan yang menghadang. Tak terhitung godaan yang menyerta. Untuk jadi hamba yang bersyukur. Berat.

Saat mengetik tulisan ini.

Memaksa: "Alhamdulillah…"

Penutup

Iman itu bukan hanya di lisan. Apalagi sekedar di hati tanpa dibagi. Perbuatan juga jangan dilupakan. Itu juga penting.

Sungguh sederhana ternyata ketika kehancuran menerpa. Ambil pelajaran. Subhanallah. Dalam dua minggu ini diingatkan terus menerus. Terus menerus.

Bersyukur ketika ternyata peringatan itu datang dari berbagai arah. Dengan bermacam cara. Bahkan dari sesuatu yang sesederhana pertanyaan. Hingga surat cinta. Dan bersyukur ketika peringatan pun ternyata selalu diawali dengan kalimat pembesar hati. Bahkan Allah yang sedemikian agungnya tidak sekalipun berbuat zalim kepada hamba-Nya. Dalam memperingatkan pun Ia sedemikian santunnya. Maka kalau manusia begitu angkuhnya dalam bertutur, apa kata dunia? Maha Besar Allah!

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS Ali 'Imran: 139)

*ditulis setelah exam yang berjalan tidak sesuai harapan. =)

No comments: